Resensi Buku Andy Noya, Kisah Hidupku pengarang robert Adhi KSP



Oleh : Nasywa Hanin H.
Kelas / No : X MIPA A/07
SMAN 1 KEDIRI 
2016/2017 
Pergulatan Hidup Berbuah Manis Seorang Jurnalis


Judul buku                  : Andy Noya, Kisah Hidupku
Nama Pengarang       : Robert Adhi KSP
Cetakan                       : I, 2015
Kota terbit                   : Jakarta
Penerbit                      : Kompas
Jumlah halaman         : xiv + 418 halaman
Dimensi                       : 15 cm x 23 cm
Harga                          : Rp81.000,00

            Sebuah biografi yang mendokumentasikan perjalanan hidup seorang Andy Flores Noya. Latar belakang keluarga hingga kehidupan wartawannya dikisahkan dalam biografi ini. Diceritakan langsung oleh Andy kepada Robert tentang masa kecilnya yang kelam, masa-masa sulit di Surabaya, perpisahan ayah-ibunya, masa remaja di Papua, kuliah tidak tuntas, kisah percintaan yang jenaka, dan perjuangannya menapaki karier sebagai jurnalis. Hidup berpindah-pindah, namun mempunyai satu kesamaan. Ruang sempit. Bertambah sempit dengan barang-barang keluarga Andy. Kesulitan ekonomi menyertai perjuangan hidupnya dimanapun ia tinggal,yaitu Surabaya, Malang, Jayapura, dan Jakarta. Demi anaknya yang lulusan sekolah teknik bisa mewujudkan cita-citanya sebagai jurnalis, ibunya pernah menangis di hadapan Pak Moeryanro Ginting, dosen yang menerima pendaftaran murid baru pada Sekolah Tinggi Publistik.
            Robert Adhi Kusumaputra adalah wartawan harian Kompas dan penulis buku. “Kick Andy selalu mengangkat kisah orang-orang yang sangat inspiratif. Tetapi banyak penonton yang tidak tahu kisah hidupnya,” ujar Robert Adhi. Hal inilah yang membuat Robert semangat menulis biografi Andy Noya. Robert telah mengenal Andy sebelum penulisan biografi ini. Ia dan Andy pernah berkolaborasi pada tahun 2009 untuk menulis buku Panggil Aku King (legenda pebulutangkis Indonesia Liem Swie King) yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas.
            Jika biasanya biografi yang ditulis oleh orang lain terasa kaku dan menggunakan sudut pandang orang ketiga, berbeda dengan biografi ini. Biografi ini menggunakan sudut pandang orang pertama tokoh sehingga terasa seperti autobiografi. Dengan teknik penyajian ini, pembaca terasa lebih dekat dengan tokoh dan lebih memahami apa yang dirasakan tokoh. Bahasa yang digunakan sangat komunikatif, dapat dirasakan dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang baku namun luwes.
            Membaca buku ini tak membosankan karena kisah-kisah kehidupan Andy yang menginspirasi disajikan dengan selipan cerita konyol Andy. Foto-foto yang menyertai setiap penceritaan peristiwa juga membuat pembaca tertarik dan mendapat penggambaran yang lebih jelas mengenai peristiwa yang terjadi. Peristiwa-peristiwa penting dan menarik dicetak dengan warna kertas yang berbeda sehingga mempercantik penampilan buku ini. Tiap bagian juga dipisahkan oleh warna kertas yang sama dengan warna tulisan Andy Noya di cover buku. Font yang cantik membuat pembaca terus terdorong untuk membacanya.
            Biografi ini tak melulu mengisahkan hidup Andy. Tambahan pengetahuan dan informasi tentang budaya, latar belakang berdirinya suatu perusahaan,hingga sedikit informasi mengenai orang-orang yang terlibat dalam perjalanan hidupnya menjadi nilai tambah. Pembaca tak hanya menjajaki kehidupan Andy, namun juga mengetahui asal muasal perusahaan dan bangunan yang ada saat ini. Salah satunya, pembaca juga dapat mengetahui sosok Surya Paloh yang mempunyai andil cukup besar dalam penjajakan kesuksesan Andy.
            Sayangnya, buku ini terlalu tebal bagi orang-orang yang tak terbiasa membaca. Sehingga banyak masyarakat Indonesia yang tidak terbiasa dengan kegiatan literasi tak tertarik membaca biografi ini. Penulisan seperti autobiografi juga memberi kesan subjektif. Alur tidak tersajikan secara rapi dan runtut, sehinga pembaca bingung tentang runtutan peristiwa yang terjadi. Di dalam buku ini terdapat beberapa bagian yang menurut saya tidak perlu dijelaskan begitu rinci, seperti kisah Sam Pek Eng Tay, tokoh wayang Bima, karena terlalu menyimpang dari apa yang sedang diulas dalam kisah pada bagian pertama. Pada bagian yang lain, dituliskan beberapa peristiwa besar dalam sejarah Indonesia, yang justru memperlihatkan sisi profesional seorang Andy yang ikut menjadi saksi perubahan Indonesia. Lain halnya pula dengan bagian ketika ia begitu rinci menjelaskan tentang Gunung Gamalama yang meletus, karena hal tersebut justru dibutuhkan untuk membantu gambaran sang pembaca.
            Biografi ini perlu dibaca oleh siapa saja yang ingin mendapatkan sumber ilham yang sangat kaya dan impresif. Terutama yang bercita-cita menjadi jurnalis. Kehidupan seorang jurnalis tercermin dalam kehidupan kerja Andy. Perjuangan, semangat, dan prinsip hidup Andy patut diteladani. Konten yang sangat kaya membuat buku ini berjumlah ratusan halaman. Dengan jumlah halaman yang fantastis dibutuhkan cukup banyak waktu untuk menyelesaikannya. Menurut saya, kutipan-kutipan yang menyentuh hati dan menjernihkan pikiran membuat seluruh kekurangan buku ini seolah terlupakan.
“Tidak perlu menunggu untuk bisa menjadi cahaya bagi orang-orang di sekelilingmu. Lakukan kebaikan, sekecil apa pun, sekarang juga.” –Andy F. Noya–

0 Comments